Author : EunHaeMi / Fatmawati eka putri
Facebook : Fadhma pudtryii
Twitter : @OrdHaeGirl
Main cast : Fatmawati Eka Putri a.k.a Park Hie Mi
Lee Donghae a.k.a Donghae
Sub Cast : you can found it arround the story ^^
Genre : Tentukan menurut pendapat kalian masing2 :)
Rate : G
Words : 19.326
Disclaimer
: Fanfict ini asli kerja keras otak author untuk berfikir. Segala yang
berhubungan dengan Fanfict ini adalah asli milik author, sedangkan Cast
adalah milik Allah SWT. Maaf bila ada kesamaan atau yang
menyerupainya.. Author hanyalah manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan~
Recomended song : Super Junior – Why I like you & CN BLUE – Love girl
Note
: Siapkan minyak kayu putih atau balsem deh buat pijet2 kepala, karena
FF saya ini sangat sangat sangat tidak layak untuk di baca wkwk!!
Banyak typo bertebaran di mana2!! DONT COPAS! NO COPAS!! DAN JANGAN JADI
SILENT READER!! SAYA TIDAK SUKA!! DI SINI SANGAT DI WAJIBKAN
MENINGGALKAN JEJAK LIKE ATAUPUN COMMENT! Wk maaf caps jebol~
~XXX~
FF “Why I like you”
~
I want to love you with a simple ... like the words I had spoken to the
fire that makes wood ash ... I want to love you with a simple ... such
signals could not be sent to the rain cloud that makes it no more ~
----------------------------------------------------
Bel tanda jam pelajaran terakhir baru saja berbunyi dengan nyaring.
Kami semua menjerit senang. Aku membereskan buku yg berserakan di
mejaku. Setelah itu aku menghampiri Hie Mi dan mengajaknya pulang
bersama. Antisipasi saja, aku takut Jong Hee mengganggunya lagi.
“Hie Mi-ah?” tegurku.
“ah, ne?” jawabnya singkat. Matanya tak bergeming sedikitpun dari bukunya.
“ayo pulang..”
“sebentar lagi Donghae-ah, aku sedang menyalin tugas..”
Beberapa menit aku menunggunya, dia pun selesai dengan catatan di
bukunya. Dia membereskan buku-bukunya dan memasukannya ke dalam tas. Dia
mentapku, lalu menarik tanganku menuju luar kelas.
“Seung Rin-ah, kau mau ikut pulang bersama kami?” tanyanya pada Seung
Rin yg saat itu tengah memainkan ponselnya. Yeoja itu menggeleng pelan.
“waeyo?” tanyanya lagi.
“aku ada janji dengan evilku.. kau pulang saja duluan..”
“oh.. yasudah kalau begitu aku duluan. Pay!” Hie Mi melambaikan tangan
mungilnya ke arah Seung Rin. Begitu juga yeoja sipit itu.
“eh, hati-hati Hie Mi-ah! kalau si ikan busuk itu mengganggumu kau
bilang padaku yaa!!” teriak Seung Rin. Aku mentap yeoja sipit itu dengan
sebal. Sepertinya yeoja itu dendam padaku. Aiss!
Hie
Mi terseyum mendengar ucapan Seung Rin barusan. Dia menatapku. Dan
mencubit lenganku. “haha sepertinya Seung Rin membencimu..” ledeknya
padaku. Aku mengacak puncak rambutnya. Kami pun tertawa. Dan melanjutkan
perjalanan kami.
-----------------------------------------------------
*SeungRin POv
Ya! Mana dia? Kenapa sampai sekarang belum muncul juga? Heuh! Aku
lelah menunggunya! Ini sudah lebih dari 30menit dan dia belum juga
datang untuk menepati janjinya. Dia ini benar-benar minta dihajar atau
ditelan ha?!!
Aku menyentuh tombol di layar ponselku dengan
kesal. Menekan beberapa digit nomor, lalu menyentuh tombol hijau dan
mendekatkan ponselku itu ke telingaku. Beberapa detik masih belum ada
jawaban dari sang pemilik nomor. Aku mematikan sambungan telfonku ini
dengan kesal! Kemana evil itu? Tak biasanya dia seperti ini. Menyusahkan
orang saja! Lagipula dia yang membuat janji, kenapa jadi dia yang
menelantarkan janjinya sendiri?! Huh!
Drrt.. tiba-tiba ponselku bergetar. Aku meliriknya sekilas, dan mendapati orang yang ku cari ini tengah menelfonku.
“yeoboseyo?”
“yeoboseyo?”
“chagi-ya!!”
“babo-ya!!”
“ya! Panggil aku oppa!!”
“aniya! Evil sepertimu tidak pantas dipaggil oppa..”
“err!! Aku ini lebih tua darimu!!”
“aku tidak peduli!! Lagipula aku kan yeojachingumu, jadi ini hak-ku mau
memanggilmu dengan sebutan apa..”
“kau ini lama-lama menyebalkan..”
“memangnya kau tidak? Kau itu lebih-lebih dan super-super menyebalkan!”
“sudahlah! Berdebat denganmu semakin membuatku pusing! Kau dimana
sekarang?”
“Aku di gerbang sekarang! Sedari tadi aku menunggumu di sini seperti orang babo!”
“mwoya? Kau di gerbang sekarang? omo~ aku menunggumu di parkiran..”
“ya! Cho Evil!! Kenapa tidak bilang? Kau ini mengerjaiku saja!!”
“aku sudah memberitahumu!! Kau saja mungkin yang tidak ingat!!”
“heh, kau tidak memberitahuku sama sekali!”
“jinjayo? Padahal aku sudah mengirim pesan padamu..”
“ne! tidak ada pesan darimu.. kau terakhir mengirimku pesan itu tadi malam..”
“aigoo.. aku baru sadar, aku lupa mengirim pesannya..”
“hyaa!! Kau mengerjaiku?!!”
“eh? Aniya chagi!!”
“babo-ya!!! ke gerbang sekarang!! palli!! aku lelah menunggumu!!”
“neeeee!!!”
Tuut.. sambungan telfonnya pun terputus. Aku makin kesal dengan
tingkahnya itu. Sebenarnya dia ini benar-benar lupa atau hanya sengaja?
Aissh! Sudah hampir 30menit aku menunggunya di sini, tapi dia malah baru
menghubungiku! Semakin membuatku kesal saja. Huh!
Tak
berselang lama seseorang datang menghampiriku. Ia menatapku dengan
tatapan yang sulit dijelaskan. Di sentuhnya jemari tanganku ini dengan
lembut. Lalu ia menyerahkan setangkai mawar putih padaku. Aku
terbelalak, sejak kapan evil sepertinya ini bisa romantis? baru kali ini
aku melihatnya melakukanku seperti ini, setelah hampir 1tahun ini
hubungan kami.
“Saranghaeyo Seung Rin-ah!!” bisiknya tepat
ditelingaku. Aku merasakan jantungku berdetak lebih cepat. Aliran
darahku ini rasanya mengalir begitu deras. Airmata pun mulai membasahi
pipiku ini. Entah kenapa airmata ini mengalir begitu saja. Apakah ini
airmata kebahagiaan? Argh! Aku baru merasakan itu! Dia benar-benar Cho
Kyuhyun yang berbeda dari biasanya. Kesambet apa dia? Kenapa jdi
seromantis ini padaku? Padahal tadi ditelfon saja sikapnya masih biasa
saja. Eomma, ini bukan mimpi kan?!!
“Seung Rin-ah, gwaenchana?” tanyanya padaku yang berhasil membuat lamunanku buyar.
“ah, ne oppa!..” jawabku seadanya.
“mianhae membuatmu harus menunggu lama..”
“gwaenchana.. eum.. kenapa hari ini kau jadi begitu romantis padaku?
Kau salah minum obat atau kepalamu terbentur sesuatu? Cepat katakana
padaku!!”. Aku memegang kepalannya, dan memperhatikan setiap lekukan
wajahnya. Ya! Dia masih sama saja!
“issh! Kau ini.. apa kau tak ingat?”
“memangnya apa?”
“babo-ya!!”
“err!! Cepat katakan saja!! aku benar-benar tidak ingat!!”
“happy 1st anniversary chagi-ya!! Neomu neomu neomu saranghaeyo..”
ucapnya sambil memelukku. Aku merasakan itu! Merasakan kehangatan yang
beberapa hari ini sempat menghilang dariku.
“eh?
Jinjayo? Aigoo.. kenapa aku bisa lupa.. Nado Saranghaeyo oppa!!” aku
menepuk jidatku sendiri. Kenapa di hari yang special ini aku bisa lupa..
“ne, gwaenchana.. kalau begitu mari kita rayakan! Kajja!!”
“ne!!”
Kami pun pergi bersama menikmati indahnya kota Seoul. Sampai sekarang
aku masih belum menyangka dengan perlakuannya padaku tadi. Aissh! Aku
ingin dia seperti itu di sela-sela sifat evilnya xD
---------------------------------------------
*Lee Donghae POv
BRAK! Aku melempar keras tasku ke arah tempat tidurku. Hari ini aku
merasa benar-benar peduli pada yeoja itu. Baru kali ini aku melihatnya
menangis sampai seperti itu. Bahkan ini pertama kalinya aku melihat dia
menangis dipelukanku. Saat dia memelukku dan melampiaskan segala
tangisnya itu, rasanya sangat aneh. Jantungku ini berdegup dua kali
lipat bahkan lebih, rasanya cepat sekali. Aku tak pernah merasakan
seperti ini sebelumnya. Walaupun sering dekat dengannya pun, rasanya
tidak seaneh ini. err! Aku bingung.
“oppa..” tiba-tiba
terdengar suara seseorang dari balik pintu kamarku. Di ketuknya pintu
kamarku perlahan. Aissh! Mengagetkanku saja. pasti itu Na Ra. Ah! bocah
itu selalu saja mengganggu jam istirahatku.
“bisakah kau buka pintunya?” pinta Na Ra.
“ne, sebentar..”. Aku melangkahkan kakiku malas menuju pintu dan
membukanya. Eh? Aku mendapati Na Ra menangis. Kenapa lagi dia? Aigoo..
“Na Ra-ya gwaenchanayo?” tanyaku padanya.
“ne..” jawabnya singkat. Lalu ia duduk termenung di pinggir tempat tidurku. Auranya aneh sekali. Tidak seperti biasanya.
“jinjayo? Aku merasakan ada yang aneh denganmu..”
“aku juga merasa begitu oppa..”. Na Ra menarik nafas dalam dan
menghembuskannya perlahan. Ya! sebenarnya dia ini kenapa? Aneh sekali..
bahkan dia sediri pun tak tau apa yang sedang terjadi pada dirinya
sekarang ini.. aissh! kenapa anak SMP jaman sekarang aneh sekali?
Berbeda denganku dulu, err!
“kau ini membuatku pusing
saja.. bisakah kau tidak aneh seperti ini? aissh!! aku bingung bagaimana
harus menghadapi sikapmu sekarang ini..” lirihku sambil berjongkok
dihadapannya. Ku pegang erat tangan mungilnya itu. Mungkin dengan
seperti ini dia bisa merasa sedikit tenang.
“oppa.. bisakah kau telfon Hie Mi eonni? Aku membutuhkannya sekarang..”
“mw..
mw.. mwoya?”. Aku menatap kedua bola mata sendunya itu. Mencari sedikit
kebenaran dari kata-kata yang baru ia ucapkan. Huh, sepertinya dia
serius kali ini. “baiklah, jika itu akan membuatku lebih baik.. oppa
akan menelfonnya..”
Aku mengambil ponselku dari dalam
sakuku. Menekan beberapa digit nomor, lalu menekan tombol hijau dan
mendekatkan ponsel itu ke telingaku. Terdengar suara nada sambung di
sebrang sana. Tapi sampai 5menit panggilanku ini tidak dijawab juga.
Huh! Aku memutuskan panggilannya dengan kesal. Tak biasanya Hie Mi susah
dihubungi seperti ini.
“oppa, eottohke?”
“tidak
ada jawaban..”. Na Ra tertunduk lesu. Dimainkannya jari-jari mungilnya
itu. Sepertinya ia kecewa dengan kata-kataku barusan. “eottohke, kalau
aku saja yang mendengarkan ceritamu?” tawarku padanya. Dia menggeleng
lemah.
“kau tak akan mungkin mengerti apa yang ku rasakan
sekarang. hanya Hie Mi eonni yang mengerti..” Na Ra kembali menitihkan
airmatanya dengan deras.
“ya! Kau ini kenapa? Jangan
membuatku tambah pusing!! Aku baru pulang kuliah, dan kau mengganggu jam
istirahatkuu!!!” bentakku padanya. Dia menatapku. Bola matanya nampak
memerah dan airmatanya mengalir tambah deras. Aissh!! Apa yang baru saja
ku katakan? Aku tak sepantasnya bicara seperti itu. huh! Pasti dia
sekarang akan marah padaku, dan mengadu pada eomma. Habislah aku nanti
jika diceramahi eomma..
“Donghae-ah!! kau ini
keterlaluan!!”. Aku menoleh ke asal suara. Err!! Hie Mi. Yeoja itu
berjalan ke arah Na Ra dan memeluknya serta mengusap puncak kepalanya
dengan lembut.
“Hie Mi-ah? waeyo kau ada disini?!!”
“Memangnya tidak boleh? Eommamu yang menyuruhku untuk ke sini.”
“mwoya? Eommaku?”
“ne!!
dia bilang akan pergi ke luar negri untuk beberapa bulan ini. Jadi dia
menyuruhku tinggal di sini untuk mengurus Na Ra sampai dia kembali.”
“hanya mengurus Na Ra?”. Hie Mi mengangguk. Membuatku sedikit geram.
“lalu
bagaimana denganku? Apa eommaku tak menyuruhmu untuk mengurusku?”. Hie
Mi tertawa. Aigoo.. kenapa dia cepat sekali terbawa suasana? Bukankah
tadi pagi dia menangis di sekolah? dan aku tau perasaanya itu sedang
kacau. Tapi kenapa dia sekarang terlihat bahagia? Bahkan tawanya pun
benar-benar tawa yang sebenarnya(?).
“kau itu sudah besar. Jadi untuk apa aku mengurusmu? Kau harusnya bisa mandiri..”
“ya!
Hanya karna Na Ra masih kecil jadi kau pilih kasih seperti itu? Aku kan
sahabatmu berbaiklah sedikit padaku..” Rengekku padanya. Dia mentapku.
Lalu mencubit pipiku.
“baiklah.. hitung-hitung aku membayar hutang tadi pagi karena kau berhasil membuatku tenang..”
“mwoya?
Oppa membuatmu tenang eonni? Ah.. Aku tidak percaya. Dia saja tak
pernah membuatku tenang.. selalu mencari masalah denganku..” cibir Na Ra
yang berhasil membuat Hie Mi tambah tertawa.
“ya! Lee Na
Ra!! Kau minta ku telan ha?” Bentakku padanya. Ku jitak kepala Na Ra
dengan kesalnya. Dia nampak mengelus kepalanya yang baru saja ku jitak
itu. Aih! Anak ini selalu saja bicara yang tidak-tidak tentangku. Awas
saja!
“ya! Oppa sakit!!”
“siapa suruh kau bicara seperti itu?”
“itu memang kenyataanya!!”
“err!!
Kau ini…”. aku bersiap mendaratkan jitakanku lagi ke kepala Na Ra. Tapi
sebuah tangan menghalangiku. Aku menatap sang pemilik tangan. “Hie
Mi-ah, waeyo?” tanyaku padanya. Dia menatapku kesal lalu meremat
tanganku.
“bersikaplah dewasa! Na Ra hanya bercanda..”
“kau ini selalu membelanya..”
“karena aku menganggap Na Ra sebagai dongsaengku sendiri. kau tau kan semenjak kejadian itu.. ”
“ya! Jangan ingat kejadian itu lagi!!”. aku membekap mulut mungilnya dengan sebelah tanganku.
“Oppa!!”. Pekik Na Ra keras. Ia memukul tanganku sekuat tenaganya.
“Lepaskan tanganmu ituu!!” bentaknya padaku. Aku pun melepaskan bekapan
tanganku dari mulut Hie Mi.
“sakit!!” lirihku pada Na Ra. Yeoja kecil itu malah tersenyum licik. Huh!
“terimalah pembalasanku hahaa…”
“kalian
berdua ini kenapa tidak pernah bisa akur? Aku lelah mendengar kalian
berdua berdebat..” cibir Hie Mi. Ia menatapku dan Na Ra dengan lekat.
Matanya nampak berair. Ah, pasti dia mengingat dongsaengnya lagi.
“Oppa yang memulainya duluan..” ucap Na Ra.
“Kau duluan!! Lee Na Ra!!”
“ya! Kau oppa!!”
“Kau Na Ra!!”
“Sudahlaaaaahhhh!!!
ini sudah malam!!! Na Ra-ah ayo kita tidur.. bukankah kau besok harus
berangkat pagi?” bentak Hie Mi yang sontak membuat aku dan Na Ra
terlonjak kaget.
Yeoja itu menarik tangan Na Ra dan
membawanya menuju kamar Na Ra yang terletak disamping kamarku. “kau
juga cepat tidur Donghae-ah..” ucapnya padaku. Aku mengangguk. Lalu ia
menutup pintu kamarku perlahan. Aku mematikan lampu kamarku dan mulai
memejamkan mataku.
--------------------------------------------------------
*Author POv
Yeoja itu membuka lembaran demi lembaran buku tebal yang ia bawa.
Mencoba mencerna makna dari isi buku itu. Ya, dia harus memutar otaknya
kali ini demi tugas skripsi terakhirnya. Walaupun sebenarnya dia malas,
tapi apa boleh buat. Ini tugas terakhirnya tentu saja menentukan nilai
terakhirnya. Yeoja ini benar-benar harus bekerja keras demi nilai
akhirnya yang tentu saja ia berharap diatas standar.
Yeoja itu
mendengus kesal. Setelah beberapa buku tebal ia baca, tetap saja ia
tidak bisa mencerna makna buku-buku tebal itu. Hingga ia kesulitan untuk
memulai mengerjakan skripsinya. Matanya nampak berair sekarang. Ia
benar-benar bingung bercampur kesal. Bagaimana ia bisa menyelesaikan
tugas skripsinya yang tinggal 1bulan lagi itu? Jika sampai sekarang pun
ia masih belum bisa menemukan bahan yang cocok untuk skripsinya.
“argh!”. Ia menjambak frustasi rambut panjannya yang terurai indah itu. Fikirannya kacau.
“Yoon
Hee-ah, gwaenchanayo?” suara lembut seorang namja menyadarkannya. Ia
terbelalak, menatap namja itu dengan tatapan malas, lalu ia memalingkan
wajahnya lagi ke arah tumpukan buku tebal yang sedari tadi menemaninya.
“sangat tidak baik..”
“waeyo?”
“tugas
skripsi ini membuatku gila! Bayangkan saja, 1bulan lagi skripsi ini
harus dikumpul sedangkan sampai sekarang aku belum menemukan bahan untuk
mengerjakannya. Err!” ucap yeoja itu sambil membereskan beberapa buku
tebal yang di bawanya.
“oh.. itu hal mudah.. coba baca
buku ini..” namja itu menyerahkan sebuah buku tipis kepada yeoja yang
dipanggilnya dengan nama Yoon Hee itu. Lalu pergi menginggalkan yeoja
itu yang masih sibuk dengan buku-buku tebalnya. Yeoja itu menoleh, dan
mendapati buku yang di tinggalkan namja tadi. Diambilnya buku itu dan
dibacanya dengan teliti. Yeoja itu terseyum. Akhirnya ia menemukan bahan
yang tepat untuk skripsinya.
-----------------------------------------------------
“Ya! Donghae-ah darimana saja kau? Aku lelah menunggumu disini..” keluh seorang namja sambil memainkan ponselnya.
“Mianhae
Eunhyuk-ah.. aku tadi bertemu dengan Yoon Hee, Ia nampak kebingungan
dengan tugas skripsinya. Makannya aku membantunya..” terang namja yang
dipanggil Donghae tadi.
“mwoya? Yoon Hee? Aissh! Ku peringatkan kau jangan sering membantunya ataupun menemuinya..”
“memangnya kenapa? Bukankah dia yeojachingumu?”
“aku dan dia sudah tak ada hubungan apapun lagi..”
“kalian putus?”
“ne.. ah sudahlah tak usah membahas yeoja sialan itu.. aku muak mendengar namanya..”
“jinjayo?
Apakah aku tak salah dengar?” Tanya Donghae memastikan. Namja yang
dipanggil Eunhyuk tadi mengangguk. Memastikan kata-kata yang baru keluar
dari mulutnya tadi dengan mantap. Seakan tak ada beban.
Donghae
terbelalak mendengar jawaban Eunhyuk barusan. Bukankah dia bilang
sangat menyayangi Yoon Hee dan tak akan melepaskannya? Tapi kenapa
sekarang dia melepaskannya begitu saja? sebenarnya dia ini kenapa?..
“Donghae-ah, gwaenchanayo?” tegur Eunhyuk yang membuat Donghae tersadar dari lamunannya. Namja itu memukul pelan pundak Donghae.
“ah ne gwaenchana…”
“baguslah.. kalau begitu kita bisa mengerjakannya sekarang..”
“mengerjakan apa?” Tanya Donghae yang terlihat kebingungan.
“Ya!! Waeyo kau jadi pelupa begini?”
“hyaa!! Aku bukan pelupa hanya tidak ingat saja..”
“itu sama saja!! mengerjakan tugas skripsi terakhir kita itu? Kau
ingat?”. Donghae nampak terdiam sebentar, mencoba mengingat-ingat yang
Eunhyuk katakan barusan.
“nah aku ingat.. ayo kita mulai..”
“kajja!!”
Kedua
namja itupun mengerjakan apa yang sudah menjadi rencana mereka beberapa
bulan ini. Skripsi terakhir, sepertinya. Sisa waktu satu bulan lagi
untuk menyusun tugas skripsi terakhir mereka. Mereka harus
bersungguh-sungguh kali ini demi nilai akhir yang memuaskan..
-------------------------------------------------
*HieMi POv
Aku
duduk sendiri di bawah rindangan pohon besar di universitasku. Sejuknya
angin pagi menyambutku disini. Membuatku merasa nyaman berlama-lama
disini. Aku merasakan angin sepoi – sepoi yang menyapa lembut wajahku.
Sambil memejamkan mataku, aku menyandarkan tubuhku pada pohon besar itu.
Damai sekali rasanya. 15 menit berlalu. Aku masih asyik terduduk sambil
memejamkan mataku sembari merasakan kedamaian yang terasa disini.
Rasanya berbeda sekali.
“annyeong..”. suara lembut seseorang menyadarkanku. Aku membuka kedua mataku dan menatap orang itu.
“eh? Annyeong Yoon Hee-ah..”
“bolehkah
aku ikut bergabung?” Tanya yeoja manis itu sambil tersenyum ke arahku.
Aku mengangguk. “apa kau selalu kesini?” Tanya yeoja itu lagi.
“aku selalu kesini untuk sekedar mendamaikan hatiku.. kalau kau?”
“aku? Haha aku baru kali ini kesini. Aku tadi melihatmu dari kejauhan, makannya aku menghampirimu..”
“hhee..”
Seketika suasana hening.. kami berdua sama-sama terdiam setelah
percakapan canggung tadi. Sebenarnya aku merasa aneh dengan sikap Yoon
Hee hari ini. Terkesan baik padaku. Ah, padahal saja beberapa hari yang
lalu ia memakiku habis-habisan karena satu kelompok dengan Eunhyuk.
Kenapa tiba-tiba dia jadi baik seperti ini? mencurigakan sekali..
“Hie Mi-ah?” tegur Yoon Hee setelah kami sama-sama terdiam beberapa saat.
“ah, ne?”
“sudah berapa lama kau dekat dengan Lee Donghae?”. Eh? Kenapa dia? Tiba-tiba menanyakan tentang Donghae? Makin aneh saja.
“dari
awal masuk SMA aku sudah dekat dengannya. Bisa dibilang sahabat lama..
kedua orang tua kami pun bersahabat.. makannya kami jadi sedekat ini.
waeyo?”
“aniya.. hanya saja aku kira kalian ada hubungan special.. ”
“mungkin
suatu saat nanti..”. eh? Apa yang barusan ku katakan? Kenapa jadi ngaco
begini sih?. “hhee.. tak usah kau fikirkan kata-kataku barusan.. aku
hanya bercanda..”. yeoja itu tersenyum. Memamerkan keindahan lekukan
dibibirnya.
“baiklah.. kalau begitu aku duluan ya, ada
jam tambahan menantiku..”. yeoja itu berdiri dan meninggallkanku
sendiri. aku merasakan ada yang sedikit aneh dari sikapnya itu. Kesambet
apa dia haha..
Aku melanjutkan lagi kegiatanku yang
sempat tertunda karena kedatangan Yoon Hee tadi. Aih, yeoja itu
mengganggu jam damaiku saja(?).
---------------------------------------------
“Hie Mi-ah!!!!” pekik seseorang tepat ditelingaku. Aku tersadar dan langsung menatap orang itu dengan kesal.
“Ya!!
Seung Rin-ah!! apa kau mau membuat telingaku tak berfungsi lagi?
Teriakanmu kencang sekali..” geramku sambil mencubit gemas pipi Seung
Rin yang menjadi sasaran kekesalanku.
“aww.. sakit!!” pekiknya. yeoja itu memukul tanganku.
“haha siapa suruh kau mengangguku.. oh iya, tumben kau menghampiriku disini? Ada apa?”
“aku hanya menghawatirkanmu..”
“mwoya? menghawatirkanku? Memangnya kenapa?” tanyaku.
“tadi aku lihat nenek sihir itu menghampirimu.. dia tak meganggumu
kan?” Tanya Seung Rin memastikan. Aku tertawa mendengar ucapanya
barusan.
“nenek sihir? Apakah yang kau maksud itu Yoon
Hee?”. Yeoja itu mengangguk. Membuatku makin tertawa. “Hahaha.. kau ini
ada saja.. mm.. dia tadi menemuiku hanya untuk menanyakan tentang
hubunganku dan Donghae..”
“mwoya? kenapa dia jadi aneh begitu.. lalu kau jawab apa?”
“ya, aku bilang aku dan Donghae hanya sekedar teman dekat atau sahabat lama begitu lah..”
“Babo-ya!!” Seung Rin memukulku dengan buku yang ia bawa. Aissh!! Rasanya sakit sekali.
“Ya!! Kau ini kenapa? Tiba-tiba mengatakan aku babo dan memukul kepalaku dengan buku tebalmu itu? Sakit sekali..”
“kau memang babo… aku memukulmu supaya otakmu itu menjadi benar
kembali.. harusnya saat nenek sihir itu menanyakan apa hubunganmu dengan
Donghae, kau harusnya menjawab kalau Donghae itu adalah
namjachingumu!!” terang Seung Rin yang membuatku tambah kesal.
“andwaeeee!!! Apa kau gila? Jika aku berkata seperti itu, sama saja aku mencari masalah sendiri buatku..”
“kenapa begitu? Bukankah lebih baik.. nenek sihir itu tidak akan mengganggu Donghae..”
“Itu akan menyebabkan gossip!! Kalau aku hanya mengaku-ngaku sebagai
yeojachingunya Donghae!! Padahalkan aku ini hanya sahabatnya..”
“oh iya ya! Aigoo.. sepertinya dia itu mengincar Donghae..”
“eh? Bukankah dia masih berstatus yeojachingunya Eunhyuk?”
“mereka sudah putus.. kau ini kudet(kurang update) sekali..”
“Ya!! Seung Rin-ah!! kenapa kau jadi ikut menyebalkan seperti ini?”
“jinjayo?
Aissh!! Pasti karena perlakuan Cho evil itu kemarin..” . Yeoja itu
tersenyum. Menatap lurus kedepan sambil terus saja memamerkan lekukan
manis yang tergambar jelas dibibir mungilnya.
“memangnya dia kenapa?”
Seung Rin pun menjelaskan tentang perubahan sementara Cho Evilnya itu.
Dari awal sampai detail terakhir. Aku mendengarkannya dengan antusias.
Ya, mereka berdua bahagia sekali sepertinya. Aku jadi iri. Err!
“dan begitulah ceritanya..”. Seung Rin menyelesaikan ceritanya sambil tersenyum puas.
“jinjayo? Si evil itu bersikap romantis padamu?”
“ne!! ah, aku benar-benar belum bisa melupakan kejadian itu..”
“kalian membuatku iri!!!” pekikku yang berhasil membuat Seung Rin tertawa keras. Tawanya itu terdengar mengejek.
“cepatlah cari namjachingu..”
“mauku juga seperti itu.. tapi sepertinya dewi fortuna belum berpihak padaku.. ah! miris sekali!!!”
“Hahhaa.. kau harus banyak-banyak berdoa sepertinya..”. ya! Dia ini senang sekali mengejekku.. awas saja kau!..
KRINGGG!!! Bel masuk berbunyi beberapa kali. Menganggetkanku dan Seung
Rin. Kami berdua pun berdiri dan bersiap menuju kelas kami yang
jaraknya tak jauh dari pohon rindang ini. huh! Padahal aku masih butuh
banyak kedamaian!! Kenapa bel secepat ini berdering? Menggangguku
saja!!!
*Tobe Continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian adalah semangat buat saya ^^