DO KYUNGSOO`S WIFE

Foto saya
Metro, Lampung, Indonesia
Welcome to my blog^^

Kamis, 17 Mei 2012

FF // Why I like you // G // Chaptered // part 2

Author : EunHaeMi  / Fatmawati eka putri

Facebook : Fadhma pudtryii

Twitter : @OrdHaeGirl

Main cast :     Fatmawati Eka Putri a.k.a Park Hie Mi
        Lee Donghae a.k.a Donghae

Sub Cast :       you can found it arround the story ^^

Genre :     Tentukan menurut pendapat kalian masing2 :)

Rate :      G  

Words :          19.326  

Disclaimer :  Fanfict ini asli kerja keras otak author untuk berfikir. Segala yang berhubungan dengan Fanfict ini adalah asli milik author, sedangkan Cast adalah milik Allah SWT. Maaf bila ada kesamaan atau yang menyerupainya.. Author hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan~


Recomended song :     Super Junior – Why I like you &  CN BLUE – Love girl


Note :  Siapkan minyak kayu putih atau balsem deh buat pijet2 kepala, karena FF saya ini sangat sangat sangat tidak layak untuk di baca wkwk!! Banyak typo bertebaran di mana2!! DONT COPAS! NO COPAS!! DAN JANGAN JADI SILENT READER!! SAYA TIDAK SUKA!! DI SINI SANGAT DI WAJIBKAN MENINGGALKAN JEJAK LIKE ATAUPUN COMMENT! Wk maaf caps jebol~





~XXX~




FF “Why I like you”


~ I want to love you with a simple ... like the words I had spoken to the fire that makes wood ash ... I want to love you with a simple ... such signals could not be sent to the rain cloud that makes it no more ~



----------------------------------------------------


  
    Bel tanda jam pelajaran terakhir baru saja berbunyi dengan nyaring. Kami semua menjerit senang. Aku membereskan buku yg berserakan di mejaku. Setelah itu aku menghampiri Hie Mi dan mengajaknya pulang bersama. Antisipasi saja, aku takut Jong Hee mengganggunya lagi.

    “Hie Mi-ah?” tegurku.

    “ah, ne?” jawabnya singkat. Matanya tak bergeming sedikitpun dari bukunya.

    “ayo pulang..”

    “sebentar lagi Donghae-ah, aku sedang menyalin tugas..”

    Beberapa menit aku menunggunya, dia pun selesai dengan catatan di bukunya. Dia membereskan buku-bukunya dan memasukannya ke dalam tas. Dia mentapku, lalu menarik tanganku menuju luar kelas.

    “Seung Rin-ah, kau mau ikut pulang bersama kami?” tanyanya pada Seung Rin yg saat itu tengah memainkan ponselnya. Yeoja itu menggeleng pelan. “waeyo?” tanyanya lagi.

    “aku ada janji dengan evilku.. kau pulang saja duluan..”

    “oh.. yasudah kalau begitu aku duluan. Pay!” Hie Mi melambaikan tangan mungilnya ke arah Seung Rin. Begitu juga yeoja sipit itu.

    “eh, hati-hati Hie Mi-ah! kalau si ikan busuk itu mengganggumu kau bilang padaku yaa!!” teriak Seung Rin. Aku mentap yeoja sipit itu dengan sebal. Sepertinya yeoja itu dendam padaku. Aiss!

    Hie Mi terseyum mendengar ucapan Seung Rin barusan. Dia menatapku. Dan mencubit lenganku. “haha sepertinya Seung Rin membencimu..” ledeknya padaku. Aku mengacak puncak rambutnya. Kami pun tertawa. Dan melanjutkan perjalanan kami.



-----------------------------------------------------




*SeungRin POv


    Ya! Mana dia? Kenapa sampai sekarang belum muncul juga? Heuh! Aku lelah menunggunya! Ini sudah lebih dari 30menit dan dia belum juga datang untuk menepati janjinya. Dia ini benar-benar minta dihajar atau ditelan ha?!!
    Aku menyentuh tombol di layar ponselku dengan kesal. Menekan beberapa digit nomor, lalu menyentuh tombol hijau dan mendekatkan ponselku itu ke telingaku. Beberapa detik masih belum ada jawaban dari sang pemilik nomor. Aku mematikan sambungan telfonku ini dengan kesal! Kemana evil itu? Tak biasanya dia seperti ini. Menyusahkan orang saja! Lagipula dia yang membuat janji, kenapa jadi dia yang menelantarkan janjinya sendiri?! Huh!
Drrt.. tiba-tiba ponselku bergetar. Aku meliriknya sekilas, dan mendapati orang yang ku cari ini tengah menelfonku.

    “yeoboseyo?”

    “yeoboseyo?”

    “chagi-ya!!”

    “babo-ya!!”

 “ya! Panggil aku oppa!!”

“aniya! Evil sepertimu tidak pantas dipaggil oppa..”

“err!! Aku ini lebih tua darimu!!”

“aku tidak peduli!! Lagipula aku kan yeojachingumu, jadi ini hak-ku mau
memanggilmu dengan sebutan apa..”

“kau ini lama-lama menyebalkan..”

“memangnya kau tidak? Kau itu lebih-lebih dan super-super menyebalkan!”

“sudahlah! Berdebat denganmu semakin membuatku pusing! Kau dimana
sekarang?”

“Aku di gerbang sekarang! Sedari tadi aku menunggumu di sini seperti orang babo!”

“mwoya? Kau di gerbang sekarang? omo~ aku menunggumu di parkiran..”

“ya! Cho Evil!! Kenapa tidak bilang? Kau ini mengerjaiku saja!!”

“aku sudah memberitahumu!! Kau saja mungkin yang tidak ingat!!”

“heh, kau tidak memberitahuku sama sekali!”

“jinjayo? Padahal aku sudah mengirim pesan padamu..”

“ne! tidak ada pesan darimu.. kau terakhir mengirimku pesan itu tadi malam..”

“aigoo.. aku baru sadar, aku lupa mengirim pesannya..”

“hyaa!! Kau mengerjaiku?!!”

“eh? Aniya chagi!!”

“babo-ya!!! ke gerbang sekarang!! palli!! aku lelah menunggumu!!”

“neeeee!!!”


    Tuut.. sambungan telfonnya pun terputus. Aku makin kesal dengan tingkahnya itu. Sebenarnya dia ini benar-benar lupa atau hanya sengaja? Aissh! Sudah hampir 30menit aku menunggunya di sini, tapi dia malah baru menghubungiku! Semakin membuatku kesal saja. Huh!
    Tak berselang lama seseorang datang menghampiriku. Ia menatapku dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Di sentuhnya jemari tanganku ini dengan lembut. Lalu ia menyerahkan setangkai mawar putih padaku. Aku terbelalak, sejak kapan evil sepertinya ini bisa romantis? baru kali ini aku melihatnya melakukanku seperti ini, setelah hampir 1tahun ini hubungan kami.
    “Saranghaeyo Seung Rin-ah!!” bisiknya tepat ditelingaku. Aku merasakan jantungku berdetak lebih cepat. Aliran darahku ini rasanya mengalir begitu deras. Airmata pun mulai membasahi pipiku ini. Entah kenapa airmata ini mengalir begitu saja. Apakah ini airmata kebahagiaan? Argh! Aku baru merasakan itu! Dia benar-benar Cho Kyuhyun yang berbeda dari biasanya. Kesambet apa dia? Kenapa jdi seromantis ini padaku? Padahal tadi ditelfon saja sikapnya masih biasa saja. Eomma, ini bukan mimpi kan?!!

    “Seung Rin-ah, gwaenchana?” tanyanya padaku yang berhasil membuat lamunanku buyar.

    “ah, ne oppa!..”  jawabku seadanya.

    “mianhae membuatmu harus menunggu lama..”

    “gwaenchana.. eum.. kenapa hari ini kau jadi begitu romantis padaku? Kau salah minum obat atau kepalamu terbentur sesuatu? Cepat katakana padaku!!”. Aku memegang kepalannya, dan memperhatikan setiap lekukan wajahnya. Ya! Dia masih sama saja!

    “issh! Kau ini.. apa kau tak ingat?”

    “memangnya apa?”

    “babo-ya!!”

    “err!! Cepat katakan saja!! aku benar-benar tidak ingat!!”

    “happy 1st anniversary chagi-ya!! Neomu neomu neomu saranghaeyo..” ucapnya sambil memelukku. Aku merasakan itu! Merasakan kehangatan yang beberapa hari ini sempat menghilang dariku.

    “eh? Jinjayo? Aigoo.. kenapa aku bisa lupa.. Nado Saranghaeyo oppa!!” aku menepuk jidatku sendiri. Kenapa di hari yang special ini aku bisa lupa..

    “ne, gwaenchana.. kalau begitu mari kita rayakan! Kajja!!”

     “ne!!”

    Kami pun pergi bersama menikmati indahnya kota Seoul. Sampai sekarang aku masih belum menyangka dengan perlakuannya padaku tadi. Aissh! Aku ingin dia seperti itu di sela-sela sifat evilnya xD



---------------------------------------------




*Lee Donghae POv



    BRAK! Aku melempar keras tasku ke arah tempat tidurku. Hari ini aku merasa benar-benar peduli pada yeoja itu. Baru kali ini aku melihatnya menangis sampai seperti itu. Bahkan ini pertama kalinya aku melihat dia menangis dipelukanku. Saat dia memelukku dan melampiaskan segala tangisnya itu, rasanya sangat aneh. Jantungku ini berdegup dua kali lipat bahkan lebih, rasanya cepat sekali. Aku tak pernah merasakan seperti ini sebelumnya. Walaupun sering dekat dengannya pun, rasanya tidak seaneh ini. err! Aku bingung.

    “oppa..” tiba-tiba terdengar suara seseorang dari balik pintu kamarku. Di ketuknya pintu kamarku perlahan. Aissh! Mengagetkanku saja. pasti itu Na Ra. Ah! bocah itu selalu saja mengganggu jam istirahatku.

    “bisakah kau buka pintunya?” pinta Na Ra.

    “ne, sebentar..”. Aku melangkahkan kakiku malas menuju pintu dan membukanya. Eh? Aku mendapati Na Ra menangis. Kenapa lagi dia? Aigoo..

    “Na Ra-ya gwaenchanayo?” tanyaku padanya.

    “ne..” jawabnya singkat. Lalu ia duduk termenung di pinggir tempat tidurku. Auranya aneh sekali. Tidak seperti biasanya.

    “jinjayo? Aku merasakan ada yang aneh denganmu..”

     “aku juga merasa begitu oppa..”. Na Ra menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan. Ya! sebenarnya dia ini kenapa? Aneh sekali.. bahkan dia sediri pun tak tau apa yang sedang terjadi pada dirinya sekarang ini.. aissh! kenapa anak SMP jaman sekarang aneh sekali? Berbeda denganku dulu, err!

“kau ini membuatku pusing saja.. bisakah kau tidak aneh seperti ini? aissh!! aku bingung bagaimana harus menghadapi sikapmu sekarang ini..” lirihku sambil berjongkok dihadapannya. Ku pegang erat tangan mungilnya itu. Mungkin dengan seperti ini dia bisa merasa sedikit tenang.

“oppa.. bisakah kau telfon Hie Mi eonni? Aku membutuhkannya sekarang..”

“mw.. mw.. mwoya?”. Aku menatap kedua bola mata sendunya itu. Mencari sedikit kebenaran dari kata-kata yang baru ia ucapkan. Huh, sepertinya dia serius kali ini. “baiklah, jika itu akan membuatku lebih baik.. oppa akan menelfonnya..”

Aku mengambil ponselku dari dalam sakuku. Menekan beberapa digit nomor, lalu menekan tombol hijau dan mendekatkan ponsel itu ke telingaku. Terdengar suara  nada sambung di sebrang sana. Tapi sampai 5menit panggilanku ini tidak dijawab juga. Huh! Aku memutuskan panggilannya dengan kesal. Tak biasanya Hie Mi susah dihubungi seperti ini.

“oppa, eottohke?”

“tidak ada jawaban..”. Na Ra tertunduk lesu. Dimainkannya jari-jari mungilnya itu. Sepertinya ia kecewa dengan kata-kataku barusan. “eottohke, kalau aku saja yang mendengarkan ceritamu?” tawarku padanya. Dia menggeleng lemah.

“kau tak akan mungkin mengerti apa yang ku rasakan sekarang. hanya Hie Mi eonni yang mengerti..” Na Ra kembali menitihkan airmatanya dengan deras.

“ya! Kau ini kenapa? Jangan membuatku tambah pusing!! Aku baru pulang kuliah, dan kau mengganggu jam istirahatkuu!!!” bentakku padanya. Dia menatapku. Bola matanya nampak memerah dan airmatanya mengalir tambah deras. Aissh!! Apa yang baru saja ku katakan? Aku tak sepantasnya bicara seperti itu. huh! Pasti dia sekarang akan marah padaku, dan mengadu pada eomma. Habislah aku nanti jika diceramahi eomma..

“Donghae-ah!! kau ini keterlaluan!!”. Aku menoleh ke asal suara. Err!! Hie Mi. Yeoja itu berjalan ke arah Na Ra dan memeluknya serta mengusap puncak kepalanya dengan lembut.

“Hie Mi-ah? waeyo kau ada disini?!!”

“Memangnya tidak boleh? Eommamu yang menyuruhku untuk ke sini.”

“mwoya? Eommaku?”

“ne!! dia bilang akan pergi ke luar negri untuk beberapa bulan ini. Jadi dia menyuruhku tinggal di sini untuk mengurus Na Ra sampai dia kembali.”

“hanya mengurus Na Ra?”. Hie Mi mengangguk. Membuatku sedikit geram.
“lalu bagaimana denganku? Apa eommaku tak menyuruhmu untuk mengurusku?”. Hie Mi tertawa. Aigoo.. kenapa dia cepat sekali terbawa suasana? Bukankah tadi pagi dia menangis di sekolah? dan aku tau perasaanya itu sedang kacau. Tapi kenapa dia sekarang terlihat bahagia? Bahkan tawanya pun benar-benar tawa yang sebenarnya(?).

“kau itu sudah besar. Jadi untuk apa aku mengurusmu? Kau harusnya bisa mandiri..”

“ya! Hanya karna Na Ra masih kecil jadi kau pilih kasih seperti itu? Aku kan sahabatmu berbaiklah sedikit padaku..” Rengekku padanya. Dia mentapku. Lalu mencubit pipiku.

“baiklah.. hitung-hitung aku membayar hutang tadi pagi karena kau berhasil membuatku tenang..”

“mwoya? Oppa membuatmu tenang eonni? Ah.. Aku tidak percaya. Dia saja tak pernah membuatku tenang.. selalu mencari masalah denganku..” cibir Na Ra yang berhasil membuat Hie Mi tambah tertawa.

“ya! Lee Na Ra!! Kau minta ku telan ha?” Bentakku padanya. Ku jitak kepala Na Ra dengan kesalnya. Dia nampak mengelus kepalanya yang baru saja ku jitak itu. Aih! Anak ini selalu saja bicara yang tidak-tidak tentangku. Awas saja!
    “ya! Oppa sakit!!”

“siapa suruh kau bicara seperti itu?”

“itu memang kenyataanya!!”

“err!! Kau ini…”. aku bersiap mendaratkan jitakanku lagi ke kepala Na Ra. Tapi sebuah tangan menghalangiku. Aku menatap sang pemilik tangan. “Hie Mi-ah, waeyo?” tanyaku padanya. Dia menatapku kesal lalu meremat tanganku.

“bersikaplah dewasa! Na Ra hanya bercanda..”

“kau ini selalu membelanya..”

“karena aku menganggap Na Ra sebagai dongsaengku sendiri. kau tau kan semenjak kejadian itu.. ”

“ya! Jangan ingat kejadian itu lagi!!”. aku membekap mulut mungilnya dengan sebelah tanganku.

  “Oppa!!”. Pekik Na Ra keras. Ia memukul tanganku sekuat tenaganya. “Lepaskan tanganmu ituu!!” bentaknya padaku. Aku pun melepaskan bekapan tanganku dari mulut Hie Mi.

“sakit!!” lirihku pada Na Ra. Yeoja kecil itu malah tersenyum licik. Huh!

“terimalah pembalasanku hahaa…”

“kalian berdua ini kenapa tidak pernah bisa akur? Aku lelah mendengar kalian berdua berdebat..” cibir Hie Mi. Ia menatapku dan Na Ra dengan lekat. Matanya nampak berair. Ah, pasti dia mengingat dongsaengnya lagi.

“Oppa yang memulainya duluan..” ucap Na Ra.

“Kau duluan!! Lee Na Ra!!”

“ya! Kau oppa!!”

“Kau Na Ra!!”

“Sudahlaaaaahhhh!!! ini sudah malam!!! Na Ra-ah ayo kita tidur.. bukankah kau besok harus berangkat pagi?” bentak Hie Mi yang sontak membuat aku dan Na Ra terlonjak kaget.

Yeoja itu menarik tangan Na Ra dan membawanya menuju kamar Na Ra yang terletak disamping kamarku.  “kau juga cepat tidur Donghae-ah..” ucapnya padaku. Aku mengangguk. Lalu ia menutup pintu kamarku perlahan. Aku mematikan lampu kamarku dan mulai memejamkan mataku.



--------------------------------------------------------


  


*Author POv


     Yeoja itu membuka lembaran demi lembaran buku tebal yang ia bawa. Mencoba mencerna makna dari isi buku itu. Ya, dia harus memutar otaknya kali ini demi tugas skripsi terakhirnya. Walaupun sebenarnya dia malas, tapi apa boleh buat. Ini tugas terakhirnya tentu saja menentukan nilai terakhirnya. Yeoja ini benar-benar harus bekerja keras demi nilai akhirnya yang tentu saja ia berharap diatas standar.
    Yeoja itu mendengus kesal. Setelah beberapa buku tebal ia baca, tetap saja ia tidak bisa mencerna makna buku-buku tebal itu. Hingga ia kesulitan untuk memulai mengerjakan skripsinya. Matanya nampak berair sekarang. Ia benar-benar bingung bercampur kesal. Bagaimana ia bisa menyelesaikan tugas skripsinya yang tinggal 1bulan lagi itu? Jika sampai sekarang pun ia masih belum bisa menemukan bahan yang cocok untuk skripsinya.

“argh!”. Ia menjambak frustasi rambut panjannya yang terurai indah itu. Fikirannya kacau.

“Yoon Hee-ah, gwaenchanayo?” suara lembut seorang namja menyadarkannya. Ia terbelalak, menatap namja itu dengan tatapan malas, lalu ia memalingkan wajahnya lagi ke arah tumpukan buku tebal yang sedari tadi menemaninya.

“sangat tidak baik..”

“waeyo?”

“tugas skripsi ini membuatku gila! Bayangkan saja, 1bulan lagi skripsi ini harus dikumpul sedangkan sampai sekarang aku belum menemukan bahan untuk mengerjakannya. Err!” ucap yeoja itu sambil membereskan beberapa buku tebal yang di bawanya.

“oh.. itu hal mudah..  coba baca buku ini..” namja itu menyerahkan sebuah buku tipis kepada yeoja yang dipanggilnya dengan nama Yoon Hee itu. Lalu pergi menginggalkan yeoja itu yang masih sibuk dengan buku-buku tebalnya. Yeoja itu menoleh, dan mendapati buku yang di tinggalkan namja tadi. Diambilnya buku itu dan dibacanya dengan teliti. Yeoja itu terseyum. Akhirnya ia menemukan bahan yang tepat untuk skripsinya.



-----------------------------------------------------



    “Ya! Donghae-ah darimana saja kau? Aku lelah menunggumu disini..” keluh seorang namja sambil memainkan ponselnya.

“Mianhae Eunhyuk-ah.. aku tadi bertemu dengan Yoon Hee, Ia nampak kebingungan dengan tugas skripsinya. Makannya aku membantunya..” terang namja yang dipanggil Donghae tadi.

“mwoya? Yoon Hee? Aissh! Ku peringatkan kau jangan sering membantunya ataupun menemuinya..”

“memangnya kenapa? Bukankah dia yeojachingumu?”

“aku dan dia sudah tak ada hubungan apapun lagi..”

“kalian putus?”

“ne.. ah sudahlah tak usah membahas yeoja sialan itu.. aku muak mendengar namanya..”

“jinjayo? Apakah aku tak salah dengar?” Tanya Donghae memastikan. Namja yang dipanggil Eunhyuk tadi mengangguk. Memastikan kata-kata yang baru keluar dari mulutnya tadi dengan mantap. Seakan tak ada beban.

Donghae terbelalak mendengar jawaban Eunhyuk barusan. Bukankah dia bilang sangat menyayangi Yoon Hee dan tak akan melepaskannya? Tapi kenapa sekarang dia melepaskannya begitu saja? sebenarnya dia ini kenapa?..

“Donghae-ah, gwaenchanayo?” tegur Eunhyuk yang membuat Donghae tersadar dari lamunannya. Namja itu memukul pelan pundak Donghae.

“ah ne gwaenchana…”

“baguslah.. kalau begitu kita bisa mengerjakannya sekarang..”

“mengerjakan apa?” Tanya Donghae yang terlihat kebingungan.

“Ya!! Waeyo kau jadi pelupa begini?”

“hyaa!! Aku bukan pelupa hanya tidak ingat saja..”
    “itu sama saja!! mengerjakan tugas skripsi terakhir kita itu? Kau ingat?”. Donghae nampak terdiam sebentar, mencoba mengingat-ingat yang Eunhyuk katakan barusan.

“nah aku ingat.. ayo kita mulai..”

“kajja!!”

Kedua namja itupun mengerjakan apa yang sudah menjadi rencana mereka beberapa bulan ini. Skripsi terakhir, sepertinya. Sisa waktu satu bulan lagi untuk menyusun tugas skripsi terakhir mereka. Mereka harus bersungguh-sungguh kali ini demi nilai akhir yang memuaskan..




-------------------------------------------------




*HieMi POv


Aku duduk sendiri di bawah rindangan pohon besar di universitasku. Sejuknya angin pagi menyambutku disini. Membuatku merasa nyaman berlama-lama disini. Aku merasakan angin sepoi – sepoi yang menyapa lembut wajahku. Sambil memejamkan mataku, aku menyandarkan tubuhku pada pohon besar itu. Damai sekali rasanya. 15 menit berlalu. Aku masih asyik terduduk sambil memejamkan mataku sembari merasakan kedamaian yang terasa disini.  Rasanya berbeda sekali.

“annyeong..”. suara lembut seseorang menyadarkanku. Aku membuka kedua mataku dan menatap orang itu.

“eh? Annyeong Yoon Hee-ah..”

“bolehkah aku ikut bergabung?” Tanya yeoja manis itu sambil tersenyum ke arahku. Aku mengangguk. “apa kau selalu kesini?” Tanya yeoja itu lagi.

“aku selalu kesini untuk sekedar mendamaikan hatiku.. kalau kau?”

“aku? Haha aku baru kali ini kesini. Aku tadi melihatmu dari kejauhan, makannya aku menghampirimu..”

“hhee..”

    Seketika suasana hening.. kami berdua sama-sama terdiam setelah percakapan canggung tadi. Sebenarnya aku merasa aneh dengan sikap Yoon Hee hari ini. Terkesan baik padaku. Ah, padahal saja beberapa hari yang lalu ia memakiku habis-habisan karena satu kelompok dengan Eunhyuk. Kenapa tiba-tiba dia jadi baik seperti ini? mencurigakan sekali..

 “Hie Mi-ah?” tegur Yoon Hee setelah kami sama-sama terdiam beberapa saat.

 “ah, ne?”

 “sudah berapa lama kau dekat dengan Lee Donghae?”. Eh? Kenapa dia? Tiba-tiba menanyakan tentang Donghae? Makin aneh saja.

 “dari awal masuk SMA aku sudah dekat dengannya. Bisa dibilang sahabat lama.. kedua orang tua kami pun bersahabat.. makannya kami jadi sedekat ini. waeyo?”

 “aniya.. hanya saja aku kira kalian ada hubungan special.. ”

 “mungkin suatu saat nanti..”. eh? Apa yang barusan ku katakan? Kenapa jadi ngaco begini sih?. “hhee.. tak usah kau fikirkan kata-kataku barusan.. aku hanya bercanda..”. yeoja itu tersenyum. Memamerkan keindahan lekukan dibibirnya.

 “baiklah.. kalau begitu aku duluan ya, ada jam tambahan menantiku..”. yeoja itu berdiri dan meninggallkanku sendiri. aku merasakan ada yang sedikit aneh dari sikapnya itu. Kesambet apa dia haha..

 Aku melanjutkan lagi kegiatanku yang sempat tertunda karena kedatangan Yoon Hee tadi. Aih, yeoja itu mengganggu jam damaiku saja(?).


---------------------------------------------


  “Hie Mi-ah!!!!” pekik seseorang tepat ditelingaku. Aku tersadar dan langsung menatap orang itu dengan kesal.

 “Ya!! Seung Rin-ah!! apa kau mau membuat telingaku tak berfungsi lagi? Teriakanmu kencang sekali..” geramku sambil mencubit gemas pipi Seung Rin yang menjadi sasaran kekesalanku.

   “aww.. sakit!!” pekiknya. yeoja itu memukul tanganku.

   “haha siapa suruh kau mengangguku.. oh iya, tumben kau menghampiriku disini? Ada apa?”

   “aku hanya menghawatirkanmu..”

   “mwoya? menghawatirkanku? Memangnya kenapa?” tanyaku.

   “tadi aku lihat nenek sihir itu menghampirimu.. dia tak meganggumu kan?” Tanya Seung Rin memastikan. Aku tertawa mendengar ucapanya barusan.

 “nenek sihir? Apakah yang kau maksud itu Yoon Hee?”. Yeoja itu mengangguk. Membuatku makin tertawa. “Hahaha.. kau ini ada saja.. mm.. dia tadi menemuiku hanya untuk menanyakan tentang hubunganku dan Donghae..”

    “mwoya? kenapa dia jadi aneh begitu.. lalu kau jawab apa?”

    “ya, aku bilang aku dan Donghae hanya sekedar teman dekat atau sahabat lama begitu lah..”

    “Babo-ya!!” Seung Rin memukulku dengan buku yang ia bawa. Aissh!! Rasanya sakit sekali.

    “Ya!! Kau ini kenapa? Tiba-tiba mengatakan aku babo dan memukul kepalaku dengan buku tebalmu itu? Sakit sekali..”

    “kau memang babo… aku memukulmu supaya otakmu itu menjadi benar kembali.. harusnya saat nenek sihir itu menanyakan apa hubunganmu dengan Donghae, kau harusnya menjawab kalau Donghae itu adalah namjachingumu!!” terang Seung Rin yang membuatku tambah kesal.

   “andwaeeee!!! Apa kau gila? Jika aku berkata seperti itu, sama saja aku mencari masalah sendiri buatku..”

 “kenapa begitu? Bukankah lebih baik.. nenek sihir itu tidak akan mengganggu Donghae..”

    “Itu akan menyebabkan gossip!! Kalau aku hanya mengaku-ngaku sebagai yeojachingunya Donghae!! Padahalkan aku ini hanya sahabatnya..”

 “oh iya ya! Aigoo.. sepertinya dia itu mengincar Donghae..”

 “eh? Bukankah dia masih berstatus yeojachingunya Eunhyuk?”

 “mereka sudah putus.. kau ini kudet(kurang update) sekali..”

 “Ya!! Seung Rin-ah!! kenapa kau jadi ikut menyebalkan seperti ini?”

 “jinjayo? Aissh!! Pasti karena perlakuan Cho evil itu kemarin..” . Yeoja itu tersenyum. Menatap lurus kedepan sambil terus saja memamerkan lekukan manis yang tergambar jelas dibibir mungilnya.

   “memangnya dia kenapa?”

   Seung Rin pun menjelaskan tentang perubahan sementara Cho Evilnya itu. Dari awal sampai detail terakhir. Aku mendengarkannya dengan antusias. Ya, mereka berdua bahagia sekali sepertinya. Aku jadi iri. Err!

   “dan begitulah ceritanya..”. Seung Rin menyelesaikan ceritanya sambil tersenyum puas.

   “jinjayo? Si evil itu bersikap romantis padamu?”

   “ne!! ah, aku benar-benar belum bisa melupakan kejadian itu..”

   “kalian membuatku iri!!!” pekikku yang berhasil membuat Seung Rin tertawa keras. Tawanya itu terdengar mengejek.

   “cepatlah cari namjachingu..”

   “mauku juga seperti itu.. tapi sepertinya dewi fortuna belum berpihak padaku.. ah! miris sekali!!!”

   “Hahhaa.. kau harus banyak-banyak berdoa sepertinya..”. ya! Dia ini senang sekali mengejekku.. awas saja kau!..

   KRINGGG!!! Bel masuk berbunyi beberapa kali. Menganggetkanku dan Seung Rin. Kami berdua pun berdiri dan bersiap menuju kelas kami yang jaraknya tak jauh dari pohon rindang ini. huh! Padahal aku masih butuh banyak kedamaian!! Kenapa bel secepat ini berdering? Menggangguku saja!!!



*Tobe Continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kalian adalah semangat buat saya ^^