FF - When the tears are falling - OneShoot

"When the tears are falls"



Author : Fatmawati Eka Putri


Twitter : @Fatmaaps


Main Cast :     Lee Donghae a.k.a Donghae
         Fatmawati Eka Putri a.k.a Park Hie Mi


Subcast :     Park Min Hwa
        Lee Hyuk Jae a.k.a Eunhyuk


Genre : tentukan menurut pendapat kalian ^^


Disclaimer : LEE DONGHAE is MINE!! xD *di rajam Elfishy* . Super Junior is ELF`s, but this Fanfict is mine~ 
WARNING : di larang keras buat copy paste!!!






Recommended song : Super Junior – Memories  &  Tears are falling (OST. 49 days)


















FF  “When the tears are falls”  (OneShoot) 





“ketika suratan takdir kini membuatmu harus merasakan pahitnya kehidupan, akankah kau akan menyesalinya? Atau mungkin menikmatinya dengan lapang dada?”-






~XXX~ 





*Author POV




“ku mohon,  Selamatkan dia tuhan..”. Seorang yeoja nampak begitu terisak, sambil mendorong kursi rodanya dengan tergesa-gesa menuju sebuah ruangan di Seoul Nation Hospital. Perasaanya tak karuan kini. Kecelakaan yang baru saja ia alami membuatnya sangat terpukul. Bagaimana tidak? Akibat dari kecelakaan itu, orang yang sangat ia sayangi harus mendapatkan perawatan yang serius karena benturan hebat di kepalanya.
Sepanjang jalan, yeoja itu trus saja menangis sambil mendorong kursi rodanya dengan sekuat tenaganya. Kini, yeoja ini tidak dapat berjalan seperti biasanya. Karena kedua kakinya lumpuh sementara akibat kecelakaan tadi. Uisa bilang, kakinya bisa kembali pulih dengan latihan berjalan dengan rutin setiap harinya.
Yeoja ini menghentikan laju kursi rodanya tepat di depan sebuah kamar rawat. Ia menatap Yeoja paruh baya yang sedang terisak dalam pelukan anak laki-lakinya yang lain.
“Eomma, bagaimana keadaan Donghae-ah? izinkan aku melihatnya..” ujar yeoja ini sambil menyeka butiran air mata yang mengalir di pelupuk matanya.
“aiss.. untuk apa kau kemari Hie Mi-ah? belum puas kau membuat putraku celaka? Ha! Kau benar-benar yeoja pembawa sial! Lebih baik sekarang kau pergi jauh dari kehidupan kami. Terutama putraku..”. yeoja paruh baya yang di panggilnya dengan sebutan eomma itu menghardiknya dengan keras. Tanpa menghiraukan bagaimana perasaan yeoja ini.
“mollaeyo eomma.. aku tak mungkin pergi dari kehidupannya, sedangkan aku sedang mengandung anak Donghae-ah! Eottohke, jika nanti anakku ini lahir tanpa seorang appa? Apakah eomma tega?”. Ucap yeoja ini. airmatanya mengalir begitu deras. Kali ini ia benar-benar tidak bisa menahan air matanya untuk tidak menetes.
“aku tidak peduli! Kau harus pergi jauh dari kehidupan putraku atau anak dalam kandunganmu itu dalam bahaya?!!” yeoja paruh baya itu tersenyum kecut. Tanpa mengindahkan jawaban yang akan keluar dari mulut yeoja ini. di tutupnya pintu kamar rawat itu dengan keras. Membuat yeoja ini tersentak kaget.
Ia mengelus perutnya perlahan, sambil mendorong kursi rodanya menjauhi kamar rawat itu. Hanya satu yang ada di fikirannya kini. Bagaimana caranya ia membesarkan anak yang di kandungannya ini tanpa seorang nampyeon? Sanggupkah ia menjalani waktu-waktu yang berat dalam hidupnya ini? ~ 






~XXX~






6 Years later…



    “eomma.. cepatlah sedikit.. pesawat akan berangkat sebentar lagi.. aku sudah tidak sabar untuk tiba di kota Seoul dan bertemu dengan Halmeoni..” pekik seorang gadis kecil sambil memeluk boneka kelinci yang ukurannya lebih besar dari tubuhnya itu. Yeoja yang di panggil gadis kecil tadi dengan sebutan Eomma hanya tersenyum, lalu membelai lembut kepala gadis kecil itu. “baiklah tuan putri..” jawab yeoja itu sambil mengecup kening putrinya dengan rasa sayang. Setelah itu ia memindahkan barang-barangnya menuju mobil.
    “apa kau perlu bantuan Min Hwa-ah?” tawar seorang namja sambil berjongkok di hadapan gadis kecil itu. Gadis kecil yang di panggil Min Hwa tadi menyingkirkan boneka kelinci besar yang menutupi wajahnya itu. Kemudian dengan senyum yang amat manis, Min Hwa menyerahkan boneka kelinci besarnya pada namja tadi.
    “ne, gomawoyo Hyukkie ahjussi..”.
    “sekarang kau masuk ke mobil saja Min Hwa-ah. sebentar lagi eommamu dan ahjussi akan menyusul..” ucap namja tadi sambil membukakan pintu dan membiarkan Min Hwa masuk ke dalam mobil. Setelah itu ia kembali masuk ke dalam rumah dan menemui Hie Mi yang tengah sibuk menutup pintu dan jendela apartemennya.
    “apa kau yakin akan pulang ke Seoul, Hie Mi-ah?” Tanya namja itu ragu-ragu. Hie Mi tersenyum lalu memegang pundak namja tadi.
    “ne oppa! Kau tau? 6 tahun jauh dari eomma membuatku sangat merindukannya. Apalagi masakan buatannya…” jawab Hie Mi antusias.
    “kau yakin, kembali ke Seoul hanya untuk bertemu dengan eomma?” Tanya namja itu lagi. Kali ini Hie Mi mengernyitkan dahinya. Sambil menatap namja di hadapannya dengan tatapan seolah-olah ia tak mengerti apa yang di maksud namja itu.
    “maksudmu apa oppa?” kali ini Hie Mi berbalik bertanya pada namja ini.
    “apa kau tak ingin bertemu dengan appa kandung Min Hwa?”.
    “maksud oppa, Lee Donghae? Aiss.. sudahlah oppa.. mungkin dia sudah benar-benar melupakanku.” Hie Mi menyeka butiran air mata yang refleks jatuh di pipinya. Ia tak ingin terlihat rapuh di hadapan oppanya ini.
    “aku yakin saat ini dia belum melupakanmu..”
    “itu menurutmu oppa..”
    “dengarkan aku Hie Mi-ah! Min Hwa sudah cukup umur untuk mengetahui siapa appanya. Apa kau tega melihat Min Hwa tumbuh menjadi seorang yeoja dewasa tanpa seorang appa? Jangan egois Hie Mi-ah! kau juga harus memikirkan bagaimana masa depan Min Hwa..” terang Eunhyuk. Hie Mi nampak berfikir sejenak lalu tersenyum tipis. Yeoja ini nampaknya masih ragu untuk mengikuti saran yang di berikan Oppanya itu.
    “ah! sudahlah.. lebih baik kita berangkat sekarang oppa. Kajja!” Hie Mi mengatur pernafasannya. Dadanya begitu sesak ketika mengingat tentang nampyeonnya –Lee Donghae- yang sudah 6tahun ini tak pernah di temuinya. Karena kecelakaan yang dulu terjadi, dan harus membuat nampyeonnya di rawat di rumah sakit karna luka benturan yang hebat di kepalanya.
Hie Mi yang saat itu ia tengah mengandung Min Hwa 6bulan. Harus merasakat betapa pedihnya kehidupan. Di saat nampyeonnya –Lee Donghae- sedang berjuang dengan hidupnya, Hie Mi justru malah menjauh dari kehidupannya, tanpa sepengetahuan namja itu. Sempat terlintas rasa bersalah di fikirannya. Namun dengan segera ia menepisnya. Seperti apa yang eomma Donghae katakan tentangnya, bahwa ia hanyalah pembawa sial di keluarga Lee. Semua kesialan yang menimpa keluarga Lee berawal dari kehadirannya sebagai anae dari putra bungsu keluarga Lee, yaitu Lee Donghae. Hie Mi sempat terpuruk beberapa bulan hanya karna masalah ini. namun, beruntungnya Hie Mi memiliki oppa seperti Lee Hyuk Jae yang bisa membuatnya tenang dalam menghadapi segala masalah.
Hie Mi mengunci pintu apartemennya, lalu berjalan menuju pintu keluar. Di tatapnya apartemennya itu sebelum pergi. Rasanya berat. Namun, ia harus kembali ke Seoul untuk mengungkap kebenaran pada Min Hwa. Harapannya hanya satu, Min Hwa bisa mengerti mengapa selama ini Hie Mi menyembunyikan segala tentang appa kandungnya..





~XXX~






@Incheon Airport, Seoul



    “hyaa!! Seoul I`am Coming..” pekik Min Hwa dengan riangnya. Hie Mi tersenyum lalu menarik koper besarnya menuju pintu kedatangan. Ia sudah tak sabar untuk bertemu dengan Eommanya yang sudah 6tahun ini ia tinggalkan begitu saja.
Hie Mi menatap lekat Yeoja paruh baya yang sedang melambai ke arahnya itu. Di perjelas lagi penglihatannya, hingga ia benar-benar yakin dengan apa yang di lihatnya. Kemudian ini menarik koper besarnya dengan agak cepat sambil menggandeng Min Hwa yang sedang memeluk boneka kelinci besar. Tak lupa juga Eunhyuk berada di belakangnya.
    “Eomma!!” pekik Hie Mi saat melihat yeoja paruh baya itu. Air matanya tak kuasa terbendung. Lalu ia memeluk yeoja paruh baya itu. Ia meluapkan segala kerinduan yang ada di hatinya itu. Min Hwa yang melihat kejadian itu langsung berlari ke arah yeoja paruh baya itu dan ikut memeluknya erat. “Halmeoni..” pekik Min Hwa dengan riangnya. Gadis ini mencium pipi yeoja paruh baya itu dengan penuh kasih sayang.
    “omona!! Hie Mi-ah! apakah gadis kecil ini Min Hwa? Cucu eomma?” Tanya yeoja paruh baya itu, saat melepaskan pelukan Hie Mi.
Hie Mi mengangguk sambil tersenyum.
    “dia cantik sekali Hie Mi-ah.. wajahnya mirip sekali dengan Donghae-ah. benarkan Hyukkie?” Tanya yeoja paruh baya itu lagi. Eunhyuk menatap Eommanya, lalu tersenyum.  “benar-benar mirip eomma.. tapi sayang.. Donghae belum melihatnya..” Ujar Eunhyuk. Ia menatap Yo-dongsaengnya, Hie Mi yang saat itu terdiam.
    “Hie Mi-ah, Gwechana?” Tanya Eunhyuk. Seketika lamunan Hie Mi buyar ketika mendengar Eunhyuk menyebut namanya.
    “gwechanayo oppa.. mm sebaiknya kita pulang sekarang. aku lelah..”






~XXX~





*Lee Donghae POV



    Sudah hampir 6tahun aku mencarinya. Namun hasilnya nihil. Kemana saja dia? Di saat aku terkapar tak berdaya di rumah sakit? Apa benar yang eomma katakan? Dia sengaja menjauhiku? Tapi.. sepertinya tidak! Aku tak percaya Hie Mi seperti itu. Aku sangat mengenalnya. Ia tak mungkin melakukan hal seperti itu. Apalagi dia saat itu tengah mengandung anak kami. Anak yang sangat-sangat aku dambakan. Aah! Mungkin sekarang anak kami sudah berumur 6tahun. Aigoo tuhan.. aku mohon pertemukanlah kami lagi..

Sorry Sorry Sorry.. ponselku bergetar. Tanda panggilan masuk berbunyi.

    “yeoboseoyo? Hyukkie?! Kapan kau kembali ke Seoul? wae kau tak mengabariku?!”

    “haha aku baru saja tiba di Seoul.. aku ingin memberikan kejutan untukmu..”

    “hyaa!! Kau ini.. tapi semua kejutanmu itu sama saja seperti biasanya.. oh iya, bagaimana kehidupanmu selama di Tokyo?”

    “yah.. seperti biasa.. bekerja dan selalu bekerja..”

    “haha kau menjadi manusia yang sangat sibuk, sampai-sampai jarang menghubungiku lagi..”

    “mwo? Kau juga seperti itu..”

    “haha.. aku memang sibuk.. mm, kau kembali ke Seoul dalam rangka apa? Tumben cepat jangka cutimu..”

     “ani.. aku kembali ke Seoul untuk menetap di sini.. aku tak ingin lagi kembali ke Tokyo..”

    “wae? Apa karna kau tak laku? haha”

    “kyaa! Bukan begitu. Aku hanya rindu kampung halamanku dan sepertinya aku akan lebih bahagia tinggal di sini. Bagaimana kehidupanmu selama ini?”

    “haha aku bercanda Hyukkie! Kehidupanku? Huh! aku kehilangan separuh nyawa hidupku. Kau tau? Akibat kecelakaan itu..”

    “maksudmu?”

    “yah! Aku kehilangan anaeku dan anakku.. entah semenjak kecelakaan itu mereka menghilang begitu saja.. aku sudah mencoba mencari mereka, tapi sama saja.. hasilnya nihil.. apakah kau tau keberadaan dongsaengmu Hyukkie? ”
   
    “…”

    “Hyukkie? Gwechana?”

    “oh.. gwechana! Aku tak tau keberadaan Hie Mi.. mianhae Donghae-ah sepertinya percakapan kita sampai di sini dulu. Aku ingin istirahat..”

      “baiklah..”


Tuuutt.. sambungan telfon kami terputus. Aku menghela nafas berat. Bagaimana ini? Eunhyuk pun tak tau dimana keberadaan Dongsaengnya kini. Aah! Sepertinya pupus sudah harapanku ini.



~XXX~





     “Bonekaku.. hiks..” aku mendengar suara gadis kecil sedang menangis. Aku mengikuti arah suara itu dan mendapati seorang gadis kecil menangis sambil memegangi boneka kelinci besarnya yang saat itu terlihat rusak.
    “gadis manis, wae kau menangis?” tanyaku perlahan. Gadis kecil itu menatapku, kemudian memelukku dengan erat. Ia menumpahkan tangisnya di pelukanku. Aku membalas pelukannya dan membelai rambutnya. Sekilas aku merasakan ada yang hal berbeda yang ku rasakan. Hey! Rasa apa ini?!
    “boneka kelinci pemberian eomma rusak ahjussi. Anak-anak nakal itu yang merusaknya. Sekarang, aku takut eomma memarahiku..” jawab gadis itu sambil sesenggukan. Ia melepaskan pelukannya. Kemudain, aku mengusap air matanya dengan kedua ibu jariku.
    “bagaimana kalau kita beli yang baru? Ahjussi akan membelikannya untukmu.. eottohke?”
    “ani ahjussi.. aku terlalu merepotkanmu..” tolak gadis itu dengan sopannya. aku mensejajarkan tinggiku dengannya.
“ahjussi tidak merasa kau repotkan gadis manis.. gwechana..”
“jinja ahjussi?”
“ne! kalau begitu ayo sekarang kita ke toko boneka..”
Aku menggandeng tangannya yang mungil. Dia menatapku lalu tersenyum. Baru kali ini aku merasakan sedekat ini dengan anak kecil yang baru aku kenal.



________________



“baiklah gadis manis.. sekarang kau sudah mendapatkan boneka kelinci yang sama dengan punyamu yang rusak itu.”
“gomawoyo ahjussi.. aku sangat merepotkanmu..” gadis kecil itu membungkuk beberapa kali. Membuatku tertawa melihatnya.
“haha sudahlah.. siapa namamu gadis manis dan berapa usiamu?” tanyaku sambil tetap fokus menyetir mobilku ini. pandanganku tak luput dari jalanan kota Seoul yang ramai.
“Park Min Hwa imnida.. usiaku 6tahun.. dan siapa nama ahjussi?”
“panggil saja Donghae ahjussi.. waah.. namamu indah.. kalau ahjussi boleh tau siapa nama eomma dan appamu?”
“eommaku Park Hie Mi.. sedangkan appaku.. huh! Eomma tak pernah menceritakan siapa appaku..” jawab Min Hwa dengan polosnya. Aku tebelalak kaget saat mendengar nama Hie Mi. akankah dia Hie Mi-ku yang menghilang itu? Min Hwa juga berusia 6tahun. Aah! Ini hanya kebetulan saja atau memang ini jawaban dari semua doaku?





~XXX~





    Mobilku berhenti di depan sebuah rumah sederhana bercat biru itu. Dari luar rumah ini terlihat biasa saja. namun yang membuatnya istimewa adalah taman bunga dan gaya arsitektur rumahnya seperti rumah zaman kuno.


    “ahjussi.. inilah rumahku.. ayo ikut aku.. ahjussi akan ku kenalkan dengan eommaku.. kajja!” Min Hwa menarik pergelangan tanganku. aku menurut saja sambil mengikuti langkah mungilnya. “Eomma.. aku pulang…” pekik Min Hwa. tak lama kemudian, pintu terbuka. Aku mendapati seorang yeoja berambut sedang dan berkulit putih itu menggunakan celemek berwarna biru. Sepertinya dia habis memasak.
    “eomma.. kenalkan dia Donghae ahjussi. Dia yang menemaniku seharian ini karena eomma tidak menjemputku tadi..” ucap Min Hwa dengan celotehan riangnya. Aku menatap eomma Min Hwa dengan tatapan tak percaya. Dia.. dia.. Hie Mi-ku yang hilang 6tahun lalu.
    “Donghae-ah?”
    “ne, Hie Mi-ah.. kemana saja kau selama ini? aku merindukanmu..” Hie Mi tampak menunduk. Sekilas terlihat olehku ia menyeka butiran air mata yang jatuh di pelupuk matanya.
    “wae eomma menangis? Apa ahjussi ini menyakiti eomma?” Tanya Min Hwa bingung, saat mendapati eommanya menangis.
    “aniyoo chagiya..” ucap Hie Mi sambil memeluk Min Hwa dengan penuh kasih sayang. “sekarang kau masuk ke kamar dan beristirahatlah..”
    “baiklah eomma..”


______________


“gomawoyo Donghae-ah! kau sudah menemani putriku seharian ini.. dan mian kalo dia merepotkanmu..”
     “gwechana.. aku tidak merasa di repotkan sama sekali. Sekarang, jawab pertanyaanku tadi Hie Mi-ah!” todongku pada Hie Mi. ia menatapku lalu tersenyum getir.
    “tak ada yang perlu di jawab Donghae-ah.”
    “Hie Mi-ah!! kemana saja kau selama ini? dan mengapa kau menjauh dari hidupku?.. kau tau apa yang terjadi padaku setelah kejadian itu? Aku merasakan separuh nyawa hidupku tak ada lagi Hie Mi.. kau menjauh dari hidupku di waktu yang tak tepat..”
    “mian, Donghae-ah.. bukan maksudku.. aku hanya tak ingin menjadi penyebab kesialan di keluargamu..”
    “mwo? Aku tak pernah menganggap kau sebagai penyebab kesialan dalam hidupku Hie Mi-ah! justru kau malah menjadi penyebab kebahagiaanku.. mulai besok aku akan membawamu tinggal di rumahku..”
    “aniya Donghae-ah! aku lebih bahagia tinggal di sini..”
     “jangan menolak permintaanku ini. aku hanya ingin menunjukan pada eomma kalau kau dan Min Hwa masih hidup. Dan kalian tidak benar-benar pergi dari hidupku…”
    “Tapi Donghae-ah?!”
    “sudahlah.. kau harus menurutiku kali ini saja..”





~XXX~




   
*Author POV




    “sampai kapan pun dia tetap saja seorang pembawa sial Donghae-ah!” bentak eomma Donghae tepat di hadapan Hie Mi dan Donghae. Donghae yang saat itu tengah menggendong Min Hwa, tersenyum simpul sambil menatap eommanya.
    “tapi bagiku dia sumber kebahagiaanku eomma.. sampai kapan pun aku tetap akan mengajak Hie Mi dan Min Hwa untuk tinggal di sini. Eomma tak berhak melarangku..”
    “kau ini apa-apaan Donghae-ah! aku ini eommamu.. aku tetap takkan menyetujuinya..” eomma Donghae menatap Hie Mi dengan tatapan tak suka, kemudian ia mengalihkan pandangannya pada gadis kecil yang ada di pelukan  Donghae. “siapa gadis kecil itu?” Tanya eomma Donghae.
    “Lee Min Hwa.. dia putriku eomma.. putriku yang hampir 6tahun ini tak pernah mendapatkan kasih sayang dariku..” lirih Donghae, sambil memeluk erat Min Hwa.
    “haah! Mungkin itu hanya akal-akalan dari Hie Mi saja untuk merebut perhatianmu!” bentak eomma Donghae. Hie Mi yang mendengarnya hanya sanggup mengelus dada perlahan dan menahan air matanya agar tak jatuh.
    “Eomma!”
    “kau berani membentakku Donghae-ah? hanya demi yeoja seperti Hie Mi? omona!! Aku ini yang melahirkanmu..”
    “ne, aku tau eomma.. tapi eomma tidak berhak melarang hidupku.. aku sudah dewasa eomma..”
    “eomma hanya ingin yang terbaik untukmu. Dan eomma yakin kalau Hae Mi-ah! bukan yang terbaik untukmu..”
    “eomma tak pernah tau apa yang bisa membuatku bahagia.. yang eomma tau hanya bagaimana mengumpulkan harta yang banyak!”
    “Donghae-ah! kau…” eomma Donghae bersiap melayangkan telapak tangannya menuju wajah Donghae.
    “cukuuuuup!! Sepertinya aku memang pembawa sial di keluarga ini. lebih baik aku pergi. Daripada hubungan kalian semakin berantakan hanya karna aku. Aku akan berdosa jika merusak hubungan antara ibu dan anaknya.” Eomma Donghae menatap Hie Mi, lalu menghempaskan telapak tangannya tadi.
    “Eomma! Berhentilah!!” bentak Donghae.
    “kau bela saja dia trus Donghae-ah!”
    “sudah hentikaaaan!!” Hie Mi berlari ke arah pintu keluar. Fikirannya kacau saat ini. Donghae menurunkan Min Hwa di sofa. Kemudian ia berlari mengejar Hie Mi yang belum seberapa jauh. 
“Hie Mi-ah! Jangan pergi..” desis namja itu yang membuat Hie Mi mematung dalam pelukannya. Kilauan bening kembali membasahi wajah yeoja itu.
    “Lepaskan aku Donghae-ah..”
    “kau mau kemana Hie Mi-ah? jangan pergi lagi dari hidupku..”
    “aku harus mneinggalkan Seoul dan kembali ke Jepang.. untuk melupakan segala masalah yang menimpaku..” 
Hie Mi memberontak dan melepaskan diri dari pelukan Donghae. Yeoja itu berlari secepat mungkin sambil menutup kedua telinganya. Suara Donghae lah yang membuat yeoja ini menutu rapat-rapat kedua telinganya.
Donghae terkejut. Sontak Ia mengejar Hie Mi, namja ini tak mau kehilangan Hie Mi untuk yang kedua kalinya.


_________________



“kembali Hie Mi.. apa kau tega meninggalkanku dan Min Hwa?!”
    “eomma..” pekik Min Hwa sembari ikut mengejar Hie Mi yang sudah berlari mendahuluinya. Langkah kaki kecil Min Hwa tidak henti ikut mengejar Hie Mi, walaupun Min Hwa baru berusia 6tahun tapi dia sudah mulai mengerti maksud dari semua ini.
“Kau harus kembali demi Min Hwa !! ” pekik Donghae. Namja itu terus berusaha menyusul Hie Mi. Jarak mereka semakin dekat, tapi tiba-tiba sesuatu yang tidak diduga sebelumnya terjadi tepat dimata Donghae. Membuat namja itu menghentikan larinya dan berdiri mematung. Berusaha mencerna apa yang terjadi dihadapannya saat ini.
“Hie Mi-ah !!!!!” pekik Donghae histeris. Namja itu bergegas menuju seorang yeoja yang baru saja terpental hebat dan pada akhirnya jatuh di atas aspal.
“Hie Mi-ah!! bangun lah !!” pekik Donghae sambil menyeka darah yang keluar dari hidung dan mulut yeoja itu.
 “Jangan pergi ! Ku mohon, jangan pergi Hie Mi-ah!!”
 “Eomma !!!” pekik seorang gadis kecil yang baru saja menghentikan laju kakinya. Min Hwa menghampiri Hie Mi. Menangis dan kemudian memeluk tubuh tak bergerak eomma-nya itu.
“Eomma !!!! Bangun ! Min Hwa disini !! Jangan tinggalkan aku, eomma !!!” Min Hwa menangis keras, tangannya menepuk pelan pipi Hie Mie. Berusaha membuat yeoja itu bangun.
“Eomma !!! Eomma !!!!” Min Hwa tak berhenti menangis. Tiba-tiba saja sepasang kelopak mata yang tertutup itu mulai terbuka sedikit.
“Hie Mie-ah!” seru Donghae yang membuat Min Hwa menghentikan tangisannya dan memeluk Hie Mi.
“Eomma !!”.
“Min Hwa-ah... Putri kecil-ku yang cantik....” lirih Hie Mi hampir tak terdengar.
            “Mianhae.. Eomma selalu menutupi semuanya darimu.. Donghae Ahjussi adalah appamu chagi-ya.. menurut lah padanya.. arra? Ukhuk.. ”.
“Eomma.....”
            “Hie Mi-ah! Kau harus bertahan !!”
            Hie Mi tersenyum. Matanya semakin terasa berat. Tapi yeoja itu memaksakan diri untuk menatap Donghae, namja yang selalu di cintainya hingga saat ini. “Donghae-ah... Mianhae.. Aku hanya bisa menjaga anak kita selama 6tahun... Selanjutnya ku serahkan padamu... Jagalah Min Hwa dengan baik... Jeongmal saranghaeyo, Lee Donghae....” . Hie Mi menutup matanya yang terasa sangat berat. Membuat Donghae kembali menitihkan air matanya dan menjerit histeris.



~THE END~